SAJIAN BENTUK KOREOGRAFI TARI SILAT BENDERA KARYA WIDYANARTO
Kata Kunci:
Koreografi, Tari Silat BenderaAbstrak
Pertunjukan seni tradisi silat melayu merupakan bentuk manifestasi budaya di Kepulauan Riau yang memiliki kesejarahan, nilai filosofi, adat, dan sekaligus memperkuat jati diri masyarakat Melayu. Di era modernisasi saat ini lambat laun eksistensinya berlahan-lahan mengalami pemudaran,hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian masyarakat dan pemerintah daerah untuk memperkenalkan ke ranah pendidikan dan pariwisata. Tujuan penelitian ini mengembangkan silat pengantin ataupun silat persembahan menjadi bentuk sajian tari yang dapat di sajikan oleh masyarakat umum, khususnya generasi muda dengan tidak harus memiliki latarbelakang pesilat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan pendekatan kajian konsep bentuk koreografi tari silat bendera karya Widyanarto. Hasil penciptaan tari silat bendera ditarikan oleh enam orang penari yang meliputi tiga penari putra dan tiga penari putri. Menggunakan kostum khas melayu dan properti dengan warna merah digunakan oleh penari putri dan warna putih digunakan oleh penari putra. Penyajian silat bendera ini diawali gerak sembah awal, bagian pertama merupakan perwujudan silat bendera dan bagian ke dua merupakan perwujudan dari silat penyambutan, dan diakhiri dengan sikap gerak sembah akhir. Diiringi oleh musik hasil dari recording dengan instrument pengiringnya antara lain akordion, serunai, gong, kendang silat, bebano, dan biola.
Referensi
Anton M. Moeliono. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ediwar. (2016). Rekonstruksi dan Revitalisasi kesenian Rapa’i Aceh Pasca Tsunami. Resital, Vol. 17 (1) April, 30-45.
Gazalba, Sidi. (1967). Pengantar Kebudayaan Sebagai Ilmu. Jakarta: Pustaka Antara.
Hadi, Sumandiyo, Y. (2003). Aspek-Aspek Dasar Koreografi Kelompok. Y ogyakarta: Lembaga Kajian Pendidikan & Humaniora Indonesia (Elkapi).
Jazuli, M. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. Semarang: Unnes Press.
Nurhayati. (2013). Revitalisasi Seni Pertunjukan Dulmuluk. Palembang: Leutikaprio.
Restela, Rika, Tati Narawati. (2017). Tari Rampoe sebagai Cerminan Karakteristik Masyarakat Aceh. Panggung, Vol. 27 (2) Juni, 187- 200.
Soekanto, Soerjono. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Takari, Muhammad. (2014). Ronggeng danSerampang Dua Belas, Dalam Kajian Ilmu-Ilmu Seni. Medan: USU Press.
Warto, W. (2014). Revitalisasi Kesenian Kethek Ogleng Untuk Mendukung Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Wonogiri. Unnes, 24 (1), 49-50.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Widyanarto, Mega Lestari Silalahi
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.