PENGGUNAAN INTERVAL DISONAN DAN KONSONAN SEBAGAI REPRESENTASI NARASI DALAM SCORING MUSIK FILM LULLABY
Kata Kunci:
Lullaby,, disonan dan konsonan, psikologi musik, harmoni, scoring filmAbstrak
Film horor merupakan salah satu genre film yang banyak diminati oleh penonton diseluruh dunia. Di Hollywood saja untuk tahun 2023 hollywood memproduksi film horor lebih kurang seratus dua puluh judul film horor, baik yang bernuansa horor komedi, horor aksi,horor misteri dan horor scifi. Film horor urban legend tidak hanya di produksi di Hollywood, hampir disetiap negara memproduksi film horor dengan identitas dan budaya setempat, seperti Thailand dengan film horor yang sangat identik dengan realitas masyarakat Thailand. Bahkan dari beberapa judul film diangkat berdasarkan kisah mitologi dan legenda masyarakat setempat dengan nuansa pencampuran kepercayaan. Lullaby merupakan film horor garapan dari sutradara John R Leonetti. Film lullaby Rachel menemukan sebuah buku yang berisi tentang lagu untuk menidurkan anak Lilith dalam mitologi agama Yahudi dipercaya merupakan wanita sebelum hawa. Istilah konsonan dan disonansi digunakan untuk menggambarkan efek menyenangkan yang dihasilkan oleh interval tertentu dibandingkan dengan efek tidak menyenangkan yang dihasilkan oleh efek serupa yang dihasilkan oleh akord.
Kata Kunci: scoring film, Lullaby, Harmoni, disonan dan konsonan, psikologi musik
Referensi
Albi Anggito dan Setiawan Johan, S. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa Barat: CV Jejak.
Andalas Sugiarti, F. E. (2020). Desain Penelitian Kualitatif Sastra. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Anu, H. B. (2018). Globalizing East European Art Histories: Past and Present. London: Routledge.
Apel, W. (1969). Harvard Dictionary of musik. Belknap Press of Harvard University Press.
Bowden, J. (2009). Lilith Before Eve And Other Plays. Jonathan Bowden .
Collingwood, R. G. (2016). The Principles of Art. Ravenio Books.
Deutsch, D. (213). The Psychology Of Music. Elsevier Science.
Dr. H. Salim, M. d. (2019). Penelitian pendidikan:Metode, Pendekatan dan Jenis. Jakarta, : Kencana.
Hala, S. (2013). The Development of Social Cognition. Taylor and Francis.
Halim, S. (2017). Semiotika Dokumenter: Membongkar Dekonstruksi Mitos dalam Media Dokumenter. Jakarta: Deepublish.
Last, S. (2004). Pustaka Filsafat Sosiologi Post Modernisme. Yogjakarta: Kanisius.
Luthfiyah, M. F. (2018). Metodologi penelitian: penelitian kualitatif, tindakan kelas & studi kasus. Jakarta: CV Jejak.
Mack, D. (1995). Sejarah Musik Jilid 3. Yogjakarta: Pusat Musik Liturgy.
Mack, D. (1995). Sejarah Musik Jilid 4. Yogjakarta: Pusat Musik Liturgy.
Mclaren, K. (2010). The Language Of Emotions What Your Feeling Are TryingTo Tell You. Sounds True.
Mcneil, D. r. (2000). Sejarah Musik 1. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Percsichetti, V. (1969). Twentieth Century Harmony creative aspects and practice. New York: W.W and Norton Company.
Pratt, W. S. (1907). The history Of Music. New York: G. Schirmer.
Rapar, J. h. (1996). Pengantar Filsafat. Yogjakarta: Kanisius.
SJ, K. E. (2010). Sejarah Musik Jilid 2. Yogjakarta: Pusat Musik Liturg.
Stein, L. (1999). Structure and Style (Expanded Edition): The Study and Analysis of Musikal Forms. United States of America: Alfred Musik.
Webb, C. R. (2016). American Myths, Legends, and Tall Tales 3 Volumes. Bloomsbury Publishing.
Wierzbicki, J. (2008). Film Musik: A History. New York: Routledge.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Huda Agusta
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.